SEMPITNYA WAWASAN
Penyakit
mental yang menjadi fitnah (petaka) bagi banyak aktifis dan menimbulkan
kerugian bagi amal Islami, yakni dhayyiqul afaq aw qashirun nadzar (sempitnya
wawasan atau pendeknya pandangan)
Secara
bahasa, al-afaq berarti seseorang yang amat sempit wawasannya dan pendek
penglihatannya untuk mengetahui sesuatu dengan kesadaran dan pengertian tentang
alam ini. Berdasarkan apa yang telah disebutkan di atas, maka pengertian
dhayyiqul afaq (sempitnya wawasan) secara bahasa, yakni sempitnya arah
pandangan, pendeknya jarak penglihatan menyebabkan sempitnya pandangan dan
kesadaran.
Sebab Sempitnya Wawasan, adalah :
1. Masa awal hidup.
2. Berteman dengan orang yang berwawasan sempit dan berpandangan pendek.
3. Menjauhkan diri (uzlah).
4. Kurang faham terhadap penciptaan manusia di muka bumi.
5. Tidak faham tentang hakikat dan kandungan Islam.
6. Tidak mendalami musuh dan strateginya.
7. Ujub atau bangga terhadap diri sendiri, ghurur (tertipu dirinya sendiri) dan takabur.
8. Lalai terhadap dampak dan akibat dari sempitnya wawasan.
9. Jahil (tidakmengetahui) informasi dan peristiwa-peristiwa masa lalu.
10. Lemah hubungan dengan Allah ‘Azza wa Jalla.
Sesungguhnya
lingkungan yang rusak, yang tidak memperhatikan tumbuh kembang, tinkat
kecerdasan, fitrah dan faktor bawaan yang dimiliki suatu individu, niscaya
berakibat menyempitkan pemikiran individu itu sendiri kecuali bagi yang
dirahmati Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya menjauhkan diri (uzlah) itu
berpengaruh pada diri seseorang. Seseorang yang melakukan uzlah bisa disebabkan
lantaran tidak ada kesesuaian antara individu yang bersangkutan dengan
masyarakatnya. Adakalanya sesorang tidak memahami tujuan atau tugasnya dimuka
bumi. Dia tidakmemahami bahwa dirinya adalah khalifah. Adapun makna khalifah
adalah pemimpin atau pengatur. Terkadang seorang muslim tidak memahami hakikat
dan kandungan Islam. Padahal, Islam itu merupakan agama yang integral, meliputi
seluruh aspek kehidupan hingga akhir jaman. Musuh-musuh Islam jumlahnya banyak.
Mereka memiliki perlengkapan dan berbagai sarana. Strategi mereka dalam
melakukan aktifitas berdasarkan kecerdikan dan tipu muslihat.
Sifat-sifat
ujub, ghurur, dan takabur akan membawanya bersikap sombong, merasa paling
tinggi, paling mulia. Baginya yang dicari adalah kemuliaan dan ketinggian
derajat,meskipun tidak disertai kepandaian, kemahiran dan pengalaman. Karena
lalai terhadap dampak dan akibat dari sempitnya wawasan dan pendeknya
pandangan, orang merasa cukup puas dengan yang ada saja tanpa ada perjuangan
untuk dirinya dan tanpa berpikir untuk menghilangkan akibat dan dampak
tersebut. Sungguh banyak dari kalangan kaum muslimin yang lemah hubungannya
dengan Allah hingga tidak terlindungi dari kemaksiatan dan kejelekan,
lebih-lebih terhadap dosa-dosa kecil atau sampai perbuatannya siang malam
melewati batas dan lalai terhadap amal saleh.
Kriteria Orang yang Berwawasan Sempit dan Berpandangan Pendek
1. Terlampau ketat dalam manhaj dakwah atau harakah.
2. Membatasi aktifitas hanya dalam masalah-masalah yang bersifat sampingan.
3. Kaku dank eras terhadap engurangan sunnah dari ketentuan-ketentuan sunnah yang ada.
4. Mengobati kesulitan yang diderita umat Islam dengan obat penenang tanpa melakukan diagnosa terlebih dahulu.
5. Memetik buah sebelum waktunya.
Terlampau
ketat dalam manhaj dakwah atau harakah mengakibatkan rusaknya harakah Islam.
Meskipun mungkin maksudnya untuk mengokohkan manhaj Allah di muka bumi ini. Namun
justru memberikan sifat yang berkesan ortodoks pada manhaj dan memberikan kesan
ketidakmampuan terhadap berbagai situasi dan perkembangan zaman. Bahkan
terkadang mereka yang ketat ini memberikan penilaian terhadap orang-orang yang
berada di atas harakah Islamiyah sebagai orang yang suka kehidupan dunia dan
mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan semata.
Dampak negatif yang bakal menimpa seorang aktifis Islam :
1. Hancurnya semangat dan borosnya energi dan kekuatan
2. Timbulnya frustasi dan keputusasaan.
3. Tidak mendapat dukungan.
4. Tidak mendapatTaufik dari Allah.
Dampak
negatif pertama ini tentu saja membuang sia-sia hal-hal yang berfaedah dan
berguna. Jika semangat ini hancur dan kekuatan untuk menuntaskan hal yang
bersifat sekunder saja habis, maka seorang aktifis tentu tak akan mampu lagi
mengarahkan semangat dan kemampuannya kepada proyek yang lebih besar atau
pokok. Oleh karena itu, pantaslah bila Al-Qur’an mengarahkan kepada setiap
muslim untuk menegakkan Islam dalam dirinya masing-masing dan memperbaiki
hubungan antara mereka terlebih dahulu, sebelum kepada yang lainnya.
Bagi
orang yang sempit wawasan dan pendek pandangannya dalam perjalanannya kelak
akan menemui banyak rintangan dan kesulitan. Sedangkan dia sendiri tak akan
mungkin bisa mengelak dari rintangan dan kesukaran tersebut. Hingga apabila dia
tak mampu mengatasi segala kesulitan dan rintangan tersebut, niscaya dia akan
mudah duduk terpaku tanpa melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban dan
tanggungjawabnya.
Karena
sempitnya wawasan dan pendeknya pandangan akan mendapat kesulitan pendukung
atau orang-orang yang mau memberikan bantuan. Disekelilingnya tidak ada orang
yang mau bersamanya kecuali hanya beberapa gelintir saja. Kebanyakan orang
menyingkir darinya.
Karena
belum tentu orang menyambut permintaan dari orang yang berwawasan sempit dan
berpandangan pendek maka dia pun mengumpat secara tajam. Jika hal ini
dilakukannya , maka Allah tak akan memberi taufik dan dukungan.
Dampak Negatif yang Mengenai Amal Islam
1. Penghinaan dan pelecehan.
2. Bentrok.
3. Pukulan.
Karena
wawasan yang sempit dan dangklalnya pandangan, maka bisa mengarahkan amal
Islami kepada system terapi pencegahan terhadap kemusyrikan yang ada dengan
cara menggunakan obat penenang tanpa melihat sebab-sebabnya terlebih dahulu.
Perbuatan demikian tentu saja bukan merupakan sesuatu yang terpuji. Bila musuh
Islam tahu, tentu saja mereka akan menghina dan melecehkan umat Islam. Mereka
akan katakana bahwa Islam tidak mampu menyingkrikan dan mengatasi berbagai
masalah musykil pada masa kini.
Bentrok
akan terjadi pada saat amal Islami menghadapi berbagai rintangan yang sengaja
dipasang musuh-musuh Allah. Sedangkan di satu sisi orang-orang yang berwawasan
sempit, berpandangan dangkal akan berbenturan dengan rintangan-rintangan dari
musuh-musuh Allah dengan penuh rasa frustasi.
Begitulah
orang yang berwawasan sempit tak akan mampu mewujudkan amal Islami dari para
penolong dan pendukungnya. Bahkan mereka tak akan pula memperoleh pertolongan
dari Allah Ta’ala. Kondisi inilah yang merupakan peluang bagi musuh-musuh Islam
untuk menjatuhkan pukulan yang telak. Sehingga menjadikan amal Islami dan
umatnya terpuruk.
Upaya Rehabilitasi Yang Berwawasan Sempit
1. Membiasaan secara dini untuk memikul
tanggungjawab. Maksudnya agar mendapat pengalaman dan pengetahuan yang bersifat
praktis. Selain itu bisa memperoleh bekal kepandaian atau bakat yang bersifat
naluriah bisa berkembang.
2. Menjauhkan diri dari orang-orang yang
berwawasan sempit dan berpandangan dangkal. Dan selalu berusaha agar berada di
bawah asuhan orang-orang pintar, pengalaman, dan orang-orang yang mempunyai
pandangan jauh dan luas.
3. Memahami secara mendalam tujuan
dijadikannya manusia di muka bumi ini.
4. Tahu dan paham secara mendalam terhadap
hakikat yang dikandung Islam.
5. Teliti secara detail terhadap
musuh-musuh Islam, strategi, dan program aktifitasnya.
6. Mempelajari sirah Nabi saw yang
mengandung pelajaran yang bisa meluaskan cakrawala atau pandangan.
7. Berhubungan secara baik dengan Allah
Ta’ala melalui cara meninggalkan pelanggaran berat atau kecil selain itu
berusaha pula berdisiplin terhadap tugas yang diemban kala siang maupun malam.
8. Selalu mempelajari sejarah pengetahuan
perjalanan hidup orang-orang terdahulu.
9. Memantau secara seksama terhadap
akibat-akibat negatif yang disebabkan oleh sempitnya wawasan dan pendeknya
pandangan. Baik terhadap aktifis atau terhadap amal-amal Islam.
(Dr.
Sayyid Muhammad Nuh, Terapi Mental Aktifis Harakah, Pustaka Mantiq, Solo, 1993)
0 komentar:
Posting Komentar