Jumat, 06 Maret 2015

Kultum Tentang "SEMPITNYA WAWASAN"



SEMPITNYA WAWASAN

https://kammiiainwalisongo.files.wordpress.com/2013/06/teknologi1.pngPenyakit mental yang menjadi fitnah (petaka) bagi banyak aktifis dan menimbulkan kerugian bagi amal Islami, yakni dhayyiqul afaq aw qashirun nadzar (sempitnya wawasan atau pendeknya pandangan)

Secara bahasa, al-afaq berarti seseorang yang amat sempit wawasannya dan pendek penglihatannya untuk mengetahui sesuatu dengan kesadaran dan pengertian tentang alam ini. Berdasarkan apa yang telah disebutkan di atas, maka pengertian dhayyiqul afaq (sempitnya wawasan) secara bahasa, yakni sempitnya arah pandangan, pendeknya jarak penglihatan menyebabkan sempitnya pandangan dan kesadaran.


Sebab Sempitnya Wawasan, adalah : 
1.         Masa awal hidup.
2.         Berteman dengan orang yang berwawasan sempit dan berpandangan pendek.
3.         Menjauhkan diri (uzlah).
4.         Kurang faham terhadap penciptaan manusia di muka bumi.
5.         Tidak faham tentang hakikat dan kandungan Islam.
6.         Tidak mendalami musuh dan strateginya.
7.         Ujub atau bangga terhadap diri sendiri, ghurur (tertipu dirinya sendiri) dan takabur.
8.         Lalai terhadap dampak dan akibat dari sempitnya wawasan.
9.         Jahil (tidakmengetahui) informasi dan peristiwa-peristiwa masa lalu.
10.       Lemah hubungan dengan Allah ‘Azza wa Jalla.
Sesungguhnya lingkungan yang rusak, yang tidak memperhatikan tumbuh kembang, tinkat kecerdasan, fitrah dan faktor bawaan yang dimiliki suatu individu, niscaya berakibat menyempitkan pemikiran individu itu sendiri kecuali bagi yang dirahmati Allah Azza wa Jalla. Sesungguhnya menjauhkan diri (uzlah) itu berpengaruh pada diri seseorang. Seseorang yang melakukan uzlah bisa disebabkan lantaran tidak ada kesesuaian antara individu yang bersangkutan dengan masyarakatnya. Adakalanya sesorang tidak memahami tujuan atau tugasnya dimuka bumi. Dia tidakmemahami bahwa dirinya adalah khalifah. Adapun makna khalifah adalah pemimpin atau pengatur. Terkadang seorang muslim tidak memahami hakikat dan kandungan Islam. Padahal, Islam itu merupakan agama yang integral, meliputi seluruh aspek kehidupan hingga akhir jaman. Musuh-musuh Islam jumlahnya banyak. Mereka memiliki perlengkapan dan berbagai sarana. Strategi mereka dalam melakukan aktifitas berdasarkan kecerdikan dan tipu muslihat. 

Sifat-sifat ujub, ghurur, dan takabur akan membawanya bersikap sombong, merasa paling tinggi, paling mulia. Baginya yang dicari adalah kemuliaan dan ketinggian derajat,meskipun tidak disertai kepandaian, kemahiran dan pengalaman. Karena lalai terhadap dampak dan akibat dari sempitnya wawasan dan pendeknya pandangan, orang merasa cukup puas dengan yang ada saja tanpa ada perjuangan untuk dirinya dan tanpa berpikir untuk menghilangkan akibat dan dampak tersebut. Sungguh banyak dari kalangan kaum muslimin yang lemah hubungannya dengan Allah hingga tidak terlindungi dari kemaksiatan dan kejelekan, lebih-lebih terhadap dosa-dosa kecil atau sampai perbuatannya siang malam melewati batas dan lalai terhadap amal saleh.

Kriteria Orang yang Berwawasan Sempit dan Berpandangan Pendek
1.         Terlampau ketat dalam manhaj dakwah atau harakah.
2.         Membatasi aktifitas hanya dalam masalah-masalah yang bersifat sampingan.
3.         Kaku dank eras terhadap engurangan sunnah dari ketentuan-ketentuan sunnah yang ada.
4.         Mengobati kesulitan yang diderita umat Islam dengan obat penenang tanpa melakukan diagnosa terlebih dahulu.
5.         Memetik buah sebelum waktunya.
Terlampau ketat dalam manhaj dakwah atau harakah mengakibatkan rusaknya harakah Islam. Meskipun mungkin maksudnya untuk mengokohkan manhaj Allah di muka bumi ini. Namun justru memberikan sifat yang berkesan ortodoks pada manhaj dan memberikan kesan ketidakmampuan terhadap berbagai situasi dan perkembangan zaman. Bahkan terkadang mereka yang ketat ini memberikan penilaian terhadap orang-orang yang berada di atas harakah Islamiyah sebagai orang yang suka kehidupan dunia dan mengutamakan keselamatan dan kesejahteraan  semata.

Dampak negatif  yang bakal menimpa seorang aktifis Islam :
1.         Hancurnya semangat dan borosnya energi dan kekuatan
2.         Timbulnya frustasi dan keputusasaan.
3.         Tidak mendapat dukungan.
4.         Tidak mendapatTaufik dari Allah.
Dampak negatif pertama ini tentu saja membuang sia-sia hal-hal yang berfaedah dan berguna. Jika semangat ini hancur dan kekuatan untuk menuntaskan hal yang bersifat sekunder saja habis, maka seorang aktifis tentu tak akan mampu lagi mengarahkan semangat dan kemampuannya kepada proyek yang lebih besar atau pokok. Oleh karena itu, pantaslah bila Al-Qur’an mengarahkan kepada setiap muslim untuk menegakkan Islam dalam dirinya masing-masing dan memperbaiki hubungan antara mereka terlebih dahulu, sebelum kepada yang lainnya.

Bagi orang yang sempit wawasan dan pendek pandangannya dalam perjalanannya kelak akan menemui banyak rintangan dan kesulitan. Sedangkan dia sendiri tak akan mungkin bisa mengelak dari rintangan dan kesukaran tersebut. Hingga apabila dia tak mampu mengatasi segala kesulitan dan rintangan tersebut, niscaya dia akan mudah duduk terpaku tanpa melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban dan tanggungjawabnya.

Karena sempitnya wawasan dan pendeknya pandangan akan mendapat kesulitan pendukung atau orang-orang yang mau memberikan bantuan. Disekelilingnya tidak ada orang yang mau bersamanya kecuali hanya beberapa gelintir saja. Kebanyakan orang menyingkir darinya.

Karena belum tentu orang menyambut permintaan dari orang yang berwawasan sempit dan berpandangan pendek maka dia pun mengumpat secara tajam. Jika hal ini dilakukannya , maka Allah tak akan memberi taufik dan dukungan.

Dampak Negatif yang Mengenai Amal Islam
1.         Penghinaan dan pelecehan.
2.         Bentrok.
3.         Pukulan.
Karena wawasan yang sempit dan dangklalnya pandangan, maka bisa mengarahkan amal Islami kepada system terapi pencegahan terhadap kemusyrikan yang ada dengan cara menggunakan obat penenang tanpa melihat sebab-sebabnya terlebih dahulu. Perbuatan demikian tentu saja bukan merupakan sesuatu yang terpuji. Bila musuh Islam tahu, tentu saja mereka akan menghina dan melecehkan umat Islam. Mereka akan katakana bahwa Islam tidak mampu menyingkrikan dan mengatasi berbagai masalah musykil pada masa kini.

Bentrok akan terjadi pada saat amal Islami menghadapi berbagai rintangan yang sengaja dipasang musuh-musuh Allah. Sedangkan di satu sisi orang-orang yang berwawasan sempit, berpandangan dangkal akan berbenturan dengan rintangan-rintangan dari musuh-musuh Allah dengan penuh rasa frustasi.

Begitulah orang yang berwawasan sempit tak akan mampu mewujudkan amal Islami dari para penolong dan pendukungnya. Bahkan mereka tak akan pula memperoleh pertolongan dari Allah Ta’ala. Kondisi inilah yang merupakan peluang bagi musuh-musuh Islam untuk menjatuhkan pukulan yang telak. Sehingga menjadikan amal Islami dan umatnya terpuruk.


Upaya Rehabilitasi Yang Berwawasan Sempit

1.         Membiasaan secara dini untuk memikul tanggungjawab. Maksudnya agar mendapat pengalaman dan pengetahuan yang bersifat praktis. Selain itu bisa memperoleh bekal kepandaian atau bakat yang bersifat naluriah bisa berkembang.
2.         Menjauhkan diri dari orang-orang yang berwawasan sempit dan berpandangan dangkal. Dan selalu berusaha agar berada di bawah asuhan orang-orang pintar, pengalaman, dan orang-orang yang mempunyai pandangan jauh dan luas.
3.         Memahami secara mendalam tujuan dijadikannya manusia di muka bumi ini.
4.         Tahu dan paham secara mendalam terhadap hakikat yang dikandung Islam.
5.         Teliti secara detail terhadap musuh-musuh Islam, strategi, dan program aktifitasnya.
6.         Mempelajari sirah Nabi saw yang mengandung pelajaran yang bisa meluaskan cakrawala atau pandangan.
7.         Berhubungan secara baik dengan Allah Ta’ala melalui cara meninggalkan pelanggaran berat atau kecil selain itu berusaha pula berdisiplin terhadap tugas yang diemban kala siang maupun malam.
8.         Selalu mempelajari sejarah pengetahuan perjalanan hidup orang-orang terdahulu.
9.         Memantau secara seksama terhadap akibat-akibat negatif yang disebabkan oleh sempitnya wawasan dan pendeknya pandangan. Baik terhadap aktifis atau terhadap amal-amal Islam.
(Dr. Sayyid Muhammad Nuh, Terapi Mental Aktifis Harakah, Pustaka Mantiq, Solo, 1993)


0 komentar:

Posting Komentar